Title Ad

Blog Ekonomi

Blog Ekonomi
Blog Ekonomi

Sunday, June 23, 2013

Pengembangan Mandalika Lombok Harus Segera Terealisasi

Pengembangan kawasan pariwisata Mandalika Resort di Lombok, Nusa Tenggara Barat, hingga saat ini masih belum terlihat ada kegiatan fisiknya. Pemerintah mempercayakan PT Pengembangan Pariwisata Bali atau Bali Tourism Development Coorporation (BTDC) untuk mengembangkan kawasan pariwisata terpadu Mandalika Resort.

Pengembangan Mandalika Lombok Harus Segera Terealisasi
BTDC merupakan BUMN Indonesia yang dipercayakan mengembangkan kawasan terpadu itu, karena dianggap sukses mengembangkan kawasan Nusa Dua, Bali.
Sampai saat ini, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus berharap kegiatan fisik pengembangan kawasan pariwisata Mandalika Resort, di Kabupaten Lombok Tengah, dapat segera direalisasi sesuai janji manajemen Bali Tourism Development Corporation (BTDC).
"Belum ada kegiatan fisik, makanya kami terus dorong agar pembangunan dapat segera terealisasi," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Perizinan Terpadu (PT) NTB Lalu Bayu Windya, di Mataram, Kamis.
Bayu mengaku belum mendapat penjelasan resmi dari pihak BTDC terkait belum terlaksananya kegiatan fisik pengembangan kawasan terpadu Mandalika Resort itu.
Mandalika Resort memiliki areal seluas 1.175 hektare yang akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata prestisius dengan rancang bangun yang komprehensif dan terpadu sebagai resort wisata budaya, yang diharapkan mampu mendatangkan jutaan wisatawan setiap tahun.
Pada 5 Februari 2013, digelar pertemuan koordinasi di Pendopo Bupati Lombok Tengah, yang dipimpin Bupati Lombok Tengah FT Suhaili, dan dihadiri Kepala Divisi Pengembangan PT BTDC Untung Darma Gunadi, dan tim DPRD Provinsi NTB.
Saat itu, Untung menjelaskan bahwa manajemen BTDC tengah berupaya memenuhi semua perizinan agar proyek pengembangan pariwisata terpadu di kawasan Mandalika Resort itu dapat dimulai Maret 2013.
"Pada 17 Januari 2013 izin lingkungan sudah ada, dan studi kelayakan lapangan juga sudah lebih dulu diperoleh, sekarang sedang diupayakan penuhi izin lainnya agar bisa segera ada aksi fisik dan itu diupayakan rampung Februari ini, agar Maret nanti sudah bisa," ujarnya saat itu.
Untung juga menjelaskan bahwa BTDC tengah berupaya agar semua perizinan segera dirampungkan dan saat ini hanya dokumen studi kelayakan (feasibility study) terkait dampak lingkungan 30 tahun ke depan, yang belum rampung.
Studi kelayakan terkait pengembangan kawasan Mandalika itu sudah pernah disiapkan namun beberapa diperbaharui yang disesuaikan dengan rencana pengembangan yang diinginkan investor.
Penataan infrastruktur dasar itu akan direalisasi secara paralel dengan upaya penyempurnaan "master plan" pengembangan kawasan Mandalika.
"Tahap pertama ini, 'master plan' disempurnakan, sekaligus penyempurnaan DED (Detail engineering Design) dan mudah-mudahan ini bisa dipenuhi sesuai harapan semua pihak," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa pembangunan kawasan Mandalika tahap pertama dipioritaskan di Tanjung Aan, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, yakni pada areal yang paling sedikit masalah yang berkaitan dengan lahan.
Tiga perusahaan skala internasional yakni Club Med, PT MNC Land Tbk dan PT Gobel Internasional, sudah menandatangani perjanjian kerja sama kerja sama pengembangan "Mandalika Smart Resort" di areal itu, pada 22 Januari 2013.
Club M diterrane atau yang lebih dikenal dengan Club Med merupakan perusahaan Perancis yang bergerak di bidang resort dan memiliki cabang di seluruh dunia dan biasanya terdapat di lokasi eksotis.
Perusahaan operator hotel dan resort ternama di dunia itu dimiliki oleh Henri Giscard d'Estain, putra dari mantan Presiden Perancis periode 1974-1981 Giscard d'Estaing.
Sedangkan PT MNC Land merupakan bagian dari MNC Group, yang dalam kiprahnya selama dua dasawarsa telah berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu pengembang terkemuka di Indonesia.
Demikian pula PT Gobel Internasional yang merupakan salah satu perusahaan pengembang terkemuka di Indonesia.
Pada 21 Januari 2013, Henri Giscard d'Estain selaku pemilik Club Med meninjau lokasi yang hendak dikembangkan "Mandalika Smart Resort" itu, yang didampingi Komisaris Utama PT MNC Land Tbk Budi Rustanto dan Presiden Direktur PT Gobel Internasional, Rahmat Gobel.
Bahkan, Henri yang didampingi CEO Club Med Asia Tenggara Heidi Kunkel, membawa serta konsultan dan desainer hotel eksotis dari Perancis.
Peninjauan lapangan pimpinan ketiga investor pengembangan kawasan pariwisata terpadu di Mandalika, Lombok bagian selatan itu, juga didampingi Direktur Pengembangan PT BTDC Edwin Darma Setiawan.
BTDC dan investor mitranya MNC Land dan Gobel Internasional mengajak Club Med untuk berkolaborasi membangun dan mengelola hotel berbintang serta fasilitas pendukungnya terkait pariwisata eksotik, yang akan dinamai "Smart Resort".
MNC Land dan Gobel Internasional yang berkolaborasi dengan Club Med akan membangun lapangan golf pada area seluas 90 hektare dan dua unit hotel berbintang pada areal seluas 30 hektare, atau masing-masing 15 hektare.
Semoga Bali Tourism Development Corporation (BTDC) dapat segera menyelesaikan setiap kendala yang ada sehingga pembangunan Mandalika Resort dapat segera dimulai.

No comments:

Post a Comment